Keterangan Gambar : Keluarga Sehat
Klinik Gigi Bethesda Dental Care, Jelambar, Grogol Jakarta Barat
Menghindari kebiasaan buruk yang
merusak gigi merupakan salah satu hal wajib yang perlu dilakukan setiap orang.
Menjaga dan merawat kesehatan gigi dan mulut juga sama pentingnya dengan
menjaga kesehatan badan.
Tentu saja tujuannya agar gigi tetap
sehat dan terhindar dari kerusakan gigi. Tidak cukup hanya rajin menyikat gigi,
tetapi kita juga perlu menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk.
Apabila membiarkan
kebiasaan-kebiasaan buruk dalam jangka panjang, dapat menimbulkan kerusakan
pada gigi secara tidak langsung serta risiko kerusakan gigi akan terus
meningkat.
https://youtu.be/fQ4AgUWzR18?si=ddJXX7piY9h142v0
Berikut
beberapa kebiasaan buruk yang dapat merusak gigi:
Kebiasaan
tanpa sadar untuk menggigit benda keras, seperti pensil, kuku, dan es batu,
tidak baik untuk kesehatan gigi. Kebiasaan ini berisiko merusak lapisan
pelindung dalam gigi, yaitu enamel. Apabila lapisan terluar terkikis dan rusak,
masalah lain akan muncul seperti gigi rapuh, sensitif dan gigi bisa saja
berlubang.
Selain
itu, kebiasaan menggigit benda keras dalam jangka lama dapat merusak susunan
gigi, mulai dari menggeser gigi sehingga susunan gigi kurang rapi. Tekanan yang
ditimbulkan dari menggigit benda keras juga menyebabkan disfungsi rahang.
Aktivitas mengunyah dalam waktu lama seperti mengunyah permen karet terlalu lama dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada rahang. Sobat Bethesda Dental Care Ini bisa berujung pada gangguan sendi rahang. Gangguan sendi rahang dapat mengakibatkan rasa nyeri pada sendi, nyeri di wajah, dan kesulitan menggerakkan rahang.
Tanpa
kita sadari, permen karet mengandung gula. Apabila dikonsumsi secara
terus-terusan akan memberikan asupan gula berlebih. Gula akan memicu kerusakan
lapisan terluar gigi sehingga menimbulkan gigi berlubang.
Permen
karet juga mempunyai efek bagus untuk gigi. Gerakan mengunyah akan memicu
keluarnya air liur sehingga terjadi proses self-cleansing dalam mulut. Sobat joy
bisa mengkonsumsi permen karet bebas gula sebagai alternatifnya.
Sebagian
besar orang memiliki kebiasaan memakai gigi sebagai “alat”. Siapa yang tidak
pernah memakai giginya untuk membuka sebuah kantong snack, melepaskan sebuah
merek dari kaos baru, dan membuka tutup botol?
Menggunakan
gigi Anda untuk benda-benda yang asing, terutama seperti tutup botol, dapat
membuat gigi Anda rusak/retak, atau mengakibatkan malocclusion (susunan gigi
yang tidak bagus) membuat gigi Anda tidak sama rata.
Makanan manis dengan tekstur yang lengket sulit dibersihkan dari permukaan gigi sehingga gigi akan terendam dalam cairan gula. Sobat Bethesda Dental Care Jika dibiarkan akan menyebabkan kerusakan pada permukaan email gigi atau memicu terjadinya karies atau gigi berlubang.
Gigi
berlubang umumnya diawali oleh adanya plak pada mulut. Plak berasal dari sisa
makanan yang mengandung gula, seperti roti, sereal, susu, minuman ringan, buah,
kue, atau permen, yang kemudian diubah oleh bakteri alami dalam mulut menjadi
asam.
Kombinasi
antara bakteri, asam, sisa makanan yang ada di mulut, dan air liur, akan
membentuk plak yang melekat pada gigi. Asam yang terdapat dalam plak secara
perlahan mengikis lapisan-lapisan gigi, hingga membentuk lubang pada gigi.
Usahakan
selalu konsumsi air putih setelah mengonsumsi makanan manis untuk menurunkan
risiko sisa makanan yang menempel pada gigi. Bersihkan gigi secara rutin
minimal 2 kali sehari.
Pastikan
kamu menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride agar kesehatan gigi tetap
terjaga. Batasi pengkonsumsian makanan manis dan perbanyak mengkonsumsi buah
dan sayur yang kaya akan serat.
Salah
satu masalah yang dapat ditimbulkan dari merokok adalah karies gigi atau gigi
berlubang. Kandungan nikotin dan tar pada rokok dapat menyebabkan kerusakan
lapisan jaringan gigi. Kandungan ini dapat mengurangi produksi saliva, sehingga
mulut terasa kering dan bakteri lebih mudah berkembang biak.
Selain
itu, kandungan nikotin juga bisa memperparah penumpukan bakteri kariogenik yang
dapat mengakibatkan terjadinya karies. Mulut yang kering ditambah banyak karies
dapat mengakibatkan masalah bau mulut.
Masalah
lain yang muncul yaitu karang gigi. Hal ini diakibatkan penumpukan bakteri yang
terus-menerus, dalam waktu tertentu terjadi karang gigi sehingga tampak
berwarna kuning kecoklatan yang melekat erat. Di antara faktor risiko umum
penyakit gusi dan kanker gusi adalah merokok dan penggunaan tembakau kunyah.
6. Tidak Menyikat Gigi dengan Benar
Cara menyikat gigi yang salah bisa membuat dentin terbuka sehingga gigi menjadi sensitif, jadi ngilu saat makan makanan yang panas, dingin,atau asam. Sobat Bethesda Dental Care Turunnya gusi itu akibat salah menyikat gigi, atau karena kebiasaan si penderita menyikat gigi dengan cara menggosok ke bawah secara terus-menerus yang lama kelamaan akan membuat gusinya turun.
Hal ini dapat dicegah dengan rutin
menyikat gigi menggunakan sikat gigi berbulu lembut dengan tekanan pelan dan
kalau perlu menggunakan pasta gigi khusus. Menggunakan sikat gigi yang ujungnya
bulat dan halus karena tidak membahayakan rongga mulut yang menyikat gigi.
Selain itu, rutin sikat gigi minimal 2x sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur.
7. Tidak Menggunakan Benang Gigi
Menyikat gigi dua kali sehari
sejatinya belum cukup untuk menjaga gigi tetap bersih dan sehat. Pasalnya,
sikat gigi belum tentu mampu menggapai sudut dan celah di antara gigi, sehingga
sering kali masih ada sisa makanan yang terselip di sela gigi.
Benang gigi atau dental floss
merupakan solusi untuk membersihkan sisa makanan yang masih menempel di
sela-sela gigi. Membiasakan diri untuk menyikat gigi secara teratur serta
menggunakan benang gigi dapat mengurangi risiko terjadinya beragam penyakit
gigi dan mulut. Berikut ini adalah cara yang benar untuk menggunakan benang
gigi atau dental floss:
8. Mengkonsumsi Minuman Asam Secara
Berlebihan
Hampir sama dengan akibat dari konsumsi makanan manis, kandungan asam yang tinggi dapat mengikis lapisan terluar gigi yaitu enamel. Sobat Bethesda Dental Care Erosi gigi adalah kondisi ketika gigi kehilangan jaringan kerasnya, yaitu email dan dentin, akibat paparan zat asam (seperti minuman bersoda dan jus buah yang asam).
Berbeda dengan gigi berlubang, erosi gigi tidak melibatkan peran bakteri. Selain itu, jika email dan dentin sudah hilang, maka tidak bisa tumbuh kembali. Sobat Bethesda Dental Care Gejala erosi gigi berupa rasa ngilu jika gigi tersentuh ataupun terkena makanan dan minuman yang terlalu panas atau dingin. Pasalnya, gigi menjadi lebih sensitif akibat kehilangan lapisan email dan dentin.
9. Mengabaikan Gigi Berlubang atau
Masalah Gigi Lainnya
Gigi berlubang yang
tidak segera mendapatkan penanganan atau tidak ditangani dengan benar memicu
infeksi pada jaringan tubuh. Jangan abaikan gigi yang berlubang, karena ini
dampak yang akan Anda dapatkan. Gigi berlubang yang didiamkan dan tidak diobati
dalam jangka waktu yang lama akan membuat infeksi yang terjadi semakin
menyebar.
Tidak hanya menyerang gigi sehat
lainnya, infeksi ini juga bisa menyerang gusi. Tanpa adanya pengobatan, risiko
terjadinya kerusakan tulang rahang pun sangat mungkin. Ini dapat terjadi
apabila ada gigi ompong karena pembusukan gigi berlubang yang membuat gigi lain
bergeser. Pergeseran ini memengaruhi struktur gigi dan rahang.
Selain itu, gusi yang mengalami luka
memicu masuknya bakteri di mulut ke dalam aliran darah, sehingga mengakibatkan
infeksi pada otot jantung bagian dalam. Begitu pula dengan risiko terjadinya
stroke. Baik masalah jantung maupun stroke bisa berujung pada kematian, jadi
benar-benar tidak boleh disepelekan.
Ternyata, dampak dari gigi berlubang
yang tidak segera diobati sangat membahayakan, ya? Bahkan, sampai ada yang
mengancam nyawa. Inilah alasan Anda harus rutin memeriksakan kesehatan gigi,
minimal setiap 6 bulan sekali, sehingga infeksi bisa dideteksi dini dan penanganan
bisa dilakukan.
10. Stres dan Bruxism (Menggeretakkan
Gigi)
Bruxism adalah sebuah kondisi yang terjadi ketika seseorang menggertakkan atau menggesekkan gigi. Sobat Bethesda Dental Care Hal ini dapat terjadi baik dalam keadaan tidur ataupun bangun, tetapi secara tidak sadar menggesekkan gigi.
Gangguan bruxism yang terjadi pada seseorang saat sedang tertidur dianggap sebagai kelainan gerakan ketika tidur. Sobat Bethesda Dental Care Orang-orang yang menggertakkan giginya ketika tidur dapat memiliki kecenderungan mengalami gangguan tidur lainnya. Gangguan tidur yang dapat terjadi adalah mendengkur dan sleep apnea.
Kelainan yang terjadi pada gigi
ketika seseorang tidur ini tidak membutuhkan perawatan jika masih dalam tahap
ringan. Walau begitu, bruxism yang terjadi mungkin saja berkembang menjadi
parah. Ketika gangguan ini sering terjadi dan parah, maka gangguan pada rahang,
sakit kepala, gigi rusak, dan masalah lainnya mungkin terjadi.
Gangguan gigi yang dapat terjadi ketika seseorang mengalami bruxism adalah gigi mengalami patah, longgar, hingga kehilangan gigi. Sobat Bethesda Dental Care Selain itu, gertakkan gigi yang kronis dapat membuat gigi copot. Jika hal ini terjadi, Anda mungkin membutuhkan tindakan berupa penanaman gigi palsu.
Cara Menghindari Kebiasaan Buruk yang
Merusak Gigi
Berikut berbagai cara yang bisa
dilakukan untuk menghindari kebiasaan buruk yang dapat merusak gigi.
1. Teknik Relaksasi
Teknik relaksasi seperti teknik
perilaku kognitif dapat Anda lakukan untuk mengurangi stres dan kegelisahan
yang dapat memicu bruxism dan kebiasaan buruk lain. Teknik relaksasi lainnya,
seperti meditasi, pernapasan terfokus, aromaterapi, atau mandi air hangat
sebelum tidur juga dapat meredakan gangguan tidur tersebut.
2. Memperbaiki Masalah Gigi
Masalah gigi baru-baru ini, seperti
mahkota yang terlalu tinggi dapat menyebabkan baris gigi yang tidak normal dan
menyebabkan iritasi. Gangguan ini dapat dengan mudah diatasi oleh dokter gigi
dan masalah tersebut harus segera diatasi.
3. Alternatif kebiasaan baik yang
mendukung kesehatan gigi
Terdapat alternatif kebiasaan baik
yang dapat mendukung kesehatan gigi, yakni sebagai berikut:
Kesimpulan
Kebiasaan
buruk diatas tidak langsung menyebabkan dampak buruk pada kesehatan gigi Klinik Gigi Bethesda Dental Care, Jelambar, Grogol Jakarta Barat
Namun, jika
diteruskan secara terus-menerus maka kerusakan gigi dapat terus meningkat
seiring waktu.
Jika
memiliki kebiasaan buruk seperti diatas, yuk segera koreksi
kembali kesehatan gigi dan mulut supaya senantiasa terjaga. Selain itu, jangan
lupa untuk rutin periksa gigi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali ya di Klinik Gigi Bethesda Dental Care, Jelambar, Grogol Jakarta Barat
Tulis Komentar